Selasa, 19 Juni 2012

Sosper~~ Modernisasi Pertanian


MODERNISASI PERTANIAN

Modernisasi pertanian merupakan arah kedalam pembanguan pertanian di Indonesia. Modernisasi ini diartikan sebagai perubahan ‘’tradisional’’ menuju ke arah ‘’modern’’, misalnya dulu petani membajak sawahnya dengan menggunakan hewan (kerbau atau sapi) namun setelah pertanian mengalami kemajuan dalam bidang peralatan, maka petani mengubah kebiasaanya yang asalnya membajak sawah menggunakan hewan kemudian beralih menjadi membajak menggunakan traktor.
Penggunaan traktor ini juga memberikan manfaat yang lebih banyak seperti mengefisensikan waktu. Namun, tidak semua petani dapat beralih karena banyak dari mereka yang kurang mengetahui bagaimana caranya menggunakan traktor.
Selain traktor ada juga mesin penggiling padi, dimana petani dahulunya masih menggunakan timbul padi. Beberapa modernisasi pada lainnya yaitu, pemakain bibit yang unggul, penerapan irigasi baru.
Modernisasi pertanian ini menimbulkan dampak yang menguntungkan diantaranya:
1.      Lebih mempercepat pekerjaan petani
2.      Hasil pertanian lebih bagus
Perkembangan pertanian
Ada 3 tahap perkembangan modernisasi pertanian,  yaitu :
1.      Pertanian Tradisional
Ciri-ciri pertanian tradisonal, yaitu :
1.      Produksi pertanian dan konsumsi sama banyaknya dan hanya satu, dua atau beberapa tanaman saja yang di jadikan sumber pokok bahan makanannya.
2.      Produksi dan produktivitas rendah karena hanya menggunakan peralatan yang sangat sederhana
3.      Penanaman atau penggunaan modal hanya sedikit sekali
4.      Tanah dan tenaga kerja manusia merupakan faktor dominan
5.      Pertanian tradisional bersifat tidak menentu
2.      Pertanian Tradisional Menuju Pertanian Modern
Ciri-ciri pertanian tradisional menuju pertanian modern, yaitu :
a.       Tanaman pokok tidak mendominasi produk pertanian
b.      Keberhasilan atau kegagalannya tidak tergantung pada keterampilan  dan kemampuan pada para petani dalam meningkatkan produktivitasnya, tetapi tergantung pada kondisi-kondisi sosial, komersi dan kelembagaan.
3.      Pertanian Modern
Pertanian modern atau pertanian spesialisasi menggambarkan tingkat pertanian yang paling maju. Ciri-ciri dari pertanian modern, yaitu :
a.     Pengadaan pangan untuk kebutuhan sendiri dan jumlah surplus yang bisa di jual, bukan lagi tujuan pokok.
b.       Mendapatkan keuntungan komersial yang besar.
c.     Pertanian Modern (spesialisasi) berbeda-beda dalam ukuran dan fungsinya mulai dari pertanian buah-buahan dan sayur-sayuran yang di tanam secara intensif, sampai kepada tanaman yang lain.
Sistem pertanian modern yang demikian itu sekarang dikenal dengan agri-bisnis.
Perpaduan antara komersialisasi usahatani dan modernisasi teknolgi membuat perolehan dan harga sarana produksi maupun produk pertanian semakin tergantung pada kondisi pasar dunia. Apabila kita sepakati bahwa komersialisasi dan penggunaan teknologi mutakhir adalah dua ciri utama modernisasi pertanian, dan modernisasi pertanian merupakan arah pembangunan yang akan di tempuh maka  semakin besar pula ketergantungan pada sektor-sektor agribisnis pada pasar dunia. Jelaslah bahwa ketergantungan sektor agribisnis pada pasar dunia adalah salah satu proses normal yang mesti dipandang sebagai kesempatan untuk lebih memacu pembangunan pertanian. 

Beberapa manfaat memasuki pasar global ialah:
1.      Peningkatan volume pertanian
2.      Harga jual produk yang lebih tinggi
3.      Harga sarana produk yang lebih murah
4.      Ilmu pengetahuan dan teknologi
5.      Modal investasi
6.      Peningkatan efisiensi akibat realokasi sumber daya dan dorongan persaingan
Persyaratan untuk dapat masuk kedalam pembanguanan pertanian yaitu: Komoditas yang dihasilkan memiliki ke unggulan kompetetif. Dalam hal ini kompetetif di artikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan atau meningkatkan bangsa pasar secara menguntungkan dan berkelanjutan. Namun, secara operasional keunggulan kompetitif didefinisikan sebagi kemampuan untuk memasok barang dan jasa pada waktu, tempat, dan bentuk yang diinginkan konsumen, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional pada harga sama atau lebih baik dari yang sudah di tawarkan pesaing.
Beberapa masalah modernisasi pertanian di dunia ketiga, khususnya Indonesia seperti:
  • Peningkatan jumlah pengangguran.
  • Merosotnya nilai-nilai tradisional dan bentuk ikatan lainnya.
  • Norma-norma saling membutuhkan dan ketergantungan yang hidup dipedesaan mulai menghilang.
  • Terjadinya polarisasi sosial.
  • Terjadinya penurunan status wanita di pedesaan

Selasa, 15 Mei 2012

Mengapa wilayah lembang cocok sebagai wilayah penghasil sayuran

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kualitas hasil tanaman ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhinya tersebut adalah kondisi lingkungan suatu daerah. Suatu daerah dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda, mengakibatkan tanaman yang ditanam di daerah tersebut pun berbeda-beda.
Oleh karena itu, perlu mengetahui kondisi lingkungan secara lebih jelas dan detail, selain itu diperlukan pula mengetahui kecocokan suatu tanaman terhadap kondisi lingkungan tersebut. Untuk mengetahui kondisi lingkungan suatu daerah diperlukan alat-alat pendukung yang membantu mengidentifikasi kondisi lingkungan suatu daerah. Beberapa cara di antaranya ialah menyediakan stasiun cuaca dan dengan klimograf.
Alat-alat tersebut akan membantu untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan suatu daerah serta menentukan jenis tanaman yang akan ditanam. Seperti misalnya di daerah Lembang, daerah tersebut memiliki suhu rendah dan komoditas tanaman yang ditanam kebanyakan adalah hortikultur sayuran. Artinya hortikultur sayuran lebih cocok ditanam pada suhu rendah di dataran tinggi. Hal tersebut perlu di teliti mengapa daerah Lembang, Bandung Barat tersebut banyak ditanami dengan hortikultur sayuran.
B.     Tujuan
Mengetahui kondisi lingkungan Lembang, Bandung Barat serta alasan Lembang dapat banyak ditanami oleh hortikultura sayuran.
C.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kondisi lingkungan Lembang?
2.      Bagaimana kondisi lingkungan yang cocok untuk hortikultur sayuran?
3.      Mengapa wilayah Lembang banyak ditanami hortikultur sayuran?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kondisi lingkungan daerah Lembang
1.      Kondisi Geografis
Desa Lembang terletak berdampingan dengan Desa Jayagiri yang keduanya merupakan pusat wilayah kegiatan masyarakat di Kecamatan Lembang dengan luas wilayahnya yang mencapai 320.675 m² yang digunakan untuk pemukiman, perkebunan, kuburan, taman dan perkantoran. Desa ini terdiri dari 4 Dusun yang terbagi lagi menjadi 12 RW yang terbagi lagi menjadi 54 RT. Adapun batas-batas yang telah ditetapkan atas Desa Lembang adalah sebagai berikut :
·         Utara : Desa Jayagiri
·         Selatan : Desa Wangunsari
·         Timur : Desa Kayuambon
·         Barat : Desa Jayagiri
Kecamatan Lembang berada pada ketinggian antara 1.312 hingga 2.084 meter di atas permukaan laut. Titik tertingginya ada di puncak Gunung Tangkuban Parahu. Sebagai daerah yang terletak di pegunungan, suhu rata-rata berkisar antara 17°-27 °C. Lembang merupakan daerah pertanian yang terkenal dan terdapat di utara Kota Bandung. Hasil-hasil pertanian yang dihasilkan menopang berbagai kebutuhan pokok untuk Kota Bandung. Hasil-hasil pertanian dari Lembang berupa sayur-sayuran, buah-buahan, dan teh.



2.      Kondisi Tanah dan Air
Keadaan tanah di wilayah Desa Lembang sebagian besar mempunyai kondisi pertanahan yang bagus berupa tanah hitam yang lebih subur dibandingkan tanah biasa pada umumnya, oleh karena itu banyak digunakan sebagian besar warga Desa Lembang untuk sektor hortikultura sayuran.
Tanah Lembang atau tanah-tanah Andisol pada umumnya mempunyai karakteristik utama yaitu memiliki sifat andik, yaitu satu sifat tanah yang mengandung jumlah mineral Al (aluminium) ditambah fi Fe (ferum/besi) lebih dari atau sama dengan 2 persen, dan berat jenisnya kurang dari 9 gr/cc, serta memiliki retensi fosfat lebih dari 85%; atau memiliki paling sedikit 30% fraksinya berukuran 0,002 - 2 mm, serta memiliki kandungan gelas vulkanik antara 5 persen sampai lebih dari 30% (tergantung kandungan jumlah Al dan fi Fe-nya). Melihat bobot isinya, tanah ini memang cukup ringan, sehingga para petani Lembang pun merasa ringan dalam mencangkul tanah ini saking  gemburnya.
Yang menjadi ciri khasnya pula, tanah ini berkembang dari bahan vulkanik yang dihasilkan dari erupsi dan lelehan lahar-lahar gunung berapi. Tanah-tanah di Lembang umumnya terbentuk dari hasil erupsi Gunung Tangkubanparahu yang telah aktif mengeluarkan bahan-bahan vulkaniknya sejak 1829 sampai terakhir erupsi freatik tahun 1992. Memerhatikan usia pembentukannya, tanah Lembang dan juga tanah-tanah Andisol pada umumnya memang termasuk tanah muda (pembentukan tanah yang lain bisa mencapai ribuan bahkan jutaan tahun).
Kondisi air di Desa Lembang cukup bagus dan mendukung berbagai sektor kehidupan di desa walaupun di beberapa wilayah RW desa masih bisa dikatakan sulit untuk mendapatkan air bersih dikarenakan wilayah yang berjauhan dengan kantor desa dan RW lainnya sehingga Desa Lembang mempunyai rencana untuk membuat jalur pendistribusian air bersih ke wilayah teresebut.
3.      Kondisi Pertanian, Peternakan dan Perikanan
Wilayah Desa Lembang yang mempunyai kontur tanah yang tidak merata di berbagai wilayah nya dan sebagian besar wilayahnya yang sudah dapat dikategorikan sebagai wilayah perkotaan, membuat sektor peternakan hanya berjalan di beberapa wilayah saja dengan jumlah peternak yang terbatas dan jenis ternak yang terbatas pula.
Begitu banyak jenis sayuran yang diproduksi di kawasan Lembang sehingga daerah ini sangat dikenal dengan produk sayuran dataran tingginya. Jika datang ke daerah ini, kita bisa menjumpai tanaman sayuran seperti kentang, cabai merah, bawang merah, tomat, buncis, kacang panjang, jamur, terong, mentimun, dan sayuran tropis asli Indonesia lainnya. Setelah perjalanan dari Bandung dan memasuki daerah Lembang, kita sudah disuguhi sayuran yang dipajang di pinggir jalan. Berbagai jenis sayuran itu diambil dari kebun sayur yang berada di daerah pegunungan sekitar Lembang, dan dijual dalam kondisi segar
Wilayah Desa Lembang yang beriklim dingin menjadikan Desa Lembang tidak cocok untuk dijadikan sebagai tempat usaha perikanan. Lain halnya dengan sektor perkebunan dan pertanian yang sangat cocok untuk iklim yang seperti itu menjadikan Desa Lembang banyak dijadikan tempat usaha perkebunan dan pertanian walaupun hanya terkonsentrasi pada wilayah-wilayah tertentu.

B.     Kondisi lingkungan yang cocok untuk ditanami hortikultura sayuran
Setiap jenis sayuran mempunyai reason yang berbeda terhadap iklim. Pemilihan lokasi untuk suatu jenis sayuran harus disesuaikan  dengan keadaan iklim setempat.  Unsur unsure iklim yan memempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman antara lain adalah sinar matahari, shuhu, dan curah hujan.
1.       Sinar Matahari
Semua tanaman memerlukan sinar matahari sebagai sumber energi untuk pembentukan  gula melalui proses fotosintesis. Selain itu proses  perkecambahan, pembentukan umbi, dan pembungaan juga meruipakan  respon dari tanaman yang dipengaruhi oleh sinar matahari. Tanaman yang kurang mendapatkan sinar matahari, pertumbhanan terhambat, lemah, pucat dan memanjang.
Tanaman sayuran mempunyai sifat yang berbeda dalam penyerapan  sinar matahari. Ada yang menghendaki penyinaran  yang panjang, ada pula yang pendek. Maksudnya adalah  disebut panjang lama penyinaran lebih dari 12 jam sehari, sedangkan penyinaran pendek kurang dari 12 jam sehari.
2.       Suhu
Setiap jenis sayuran buah dan daun berbeda dalam pemanfaatan suhu, menghendaki suhu rendah, yang tinggi untuk proses pertumbuhannya. Suhu udara disekitar tanaman mempengaruhi aktivitas pertumbuhan, pembelahan sel, fotosintesis dan respirasi. Semakin rendah suhu lingkungan, semakin rendah pula laju fotosintesis dan respirasi.
3.         Curah Hujan
Air merupakan suatu unsur yang menentukan hidup matinya tanaman. Mulai dari proses berkecambah sampai berproduksi , tanaman membutuhkan air. Setiap jenis  tanaman membutuhkan air dalam jumlah yang berbeda, tergantung daeri sifat morfologis, proses fisiologis, dan keadaan lingkungan. Sehingga ada tanaman yang menghendaki  daerah basah dan ada pula yang menghendaki daerah yang relatif  kering untuk tempat tumbuhnya.


C.    Kondisi Lingkungan Daerah Lembang dengan Kondisi Lingkungan yang Cocok Ditanami Hortikultur Sayuran
Karena proses pembentukannya yang relatif muda, tanah Lembang dan tanah Andisol lainnya tidak memiliki lapisan-lapisan penciri khusus selain apa yang dinamakan epipedon Mollik atau Umbrik. Epipedon adalah suatu istilah yang ditujukan bagi lapisan di daerah permukaan tanah. Epipedon Mollik adalah lapisan permukaan tanah setebal 18 cm atau lebih, mengandung bahan organik sedikitnya 1 persen, memiliki warna gelap bila basah, dan agak terang bila kering. Kejenuhan basanya lebih dari 50%, dan tidak pernah kering lebih dari 3 bulan. Tidak keras atau padu apabila kering. Adapun epipedon Umbrik adalah sama dengan Mollik, namun kejenuhan basanya kurang dari 50%. Berdasarkan kandungan kejenuhan basanya ini, maka tanah Andisol yang memiliki epipedon Mollik relatif lebih subur (secara kimiawi) dibandingkan tanah Andisol yang memiliki epipedon Umbrik.
Jadi sebenarnya, tanah-tanah Andisol ataupun tanah Lembang, tidak sepenuhnya benar bila dikatakan sebagai tanah yang (semuanya) subur secara kimiawi. Namun diakui, tanah jenis ini lebih cenderung subur secara fisik,  dengan teksturnya yang halus, berat jenisnya yang ringan, maka tanah ini menjadi gembur, sehingga rongga porinya pun cukup 'sehat' untuk sirkulasi udara bagi akar tanaman dan pertumbuhan mikroorganisme penyubur tanah.
Selain itu, dengan bahan asal abu vulkan yang banyak mengandung mineral amorf, menjadikan tanah ini memikiki kapasitas tukar kation yang cukup tinggi, dan dapat menyangga lebih lama unsur-unsur hara dari pupuk-pupuk anorganik (N, P, K dsb.) dan unsur-unsur hara dari pupuk organik (pupuk kandang, kompos, dsb.) yang diberikan ke dalamnya. Perlu diketahui, bahwa para petani Lembang pun sering masih memberikan pupuk anorganik kedalam tanah ini bagi keberhasilan produksi pertaniannya.
Tanah Andisol Lembang sampai saat ini digunakan untuk budi daya pertanian tanaman hortikultura, perkebunan (teh), dan hutan konservasi. Tanaman hortikultura yang diusahakan antara lain berupa tanaman kentang, wortel, kol, petsai, cabai, tomat, jagung manis, dan berbagai tanaman sayuran lainnya serta bunga-bungaan. Terkadang di beberapa lokasi diusahakan pula tanaman tembakau, karena nilai ekonominya yang cukup tinggi pula.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah mengetahui kondisi suatu daerah di daerah Lembang, Bandung serta setelah mengetahui kondisi lingkungan yang cocok untuk ditanami hortikultur sayura, didapatkan bahwa memang daerah Lembang sangat cocok untuk ditanami hortikultura sayuran. Sebab hortikultur sayuran tidak membutuhkan sinar matahari yang cukup besar, artinya suhu yang dibutuhkan oleh hortikultur sayuran adalah suhu rendah namun tidak terlalu rendah, suhu rata-rata yang dimiliki daerah Lembang adalah 17-27oC.
Kondisi tanah yang ada di daerah Lembang memiliki tanah dengan tingkat kesuburan yang cukup tinggi, serta berada di dataran tinggi yang cocok untuk berbagai macam komoditas terutama sayuran.

Hajimemashite

Hi, Hello everyone..
Watashi wa Ai san desu
I love manga~~
Watashi wa neko ga suki desu..
Dozo yoroshiku
Onegaishimasu... >_<